Deterjen Ramah Lingkungan Kota Jakarta – Penggunaan deterjen dari hari-kehari semakin meningkat, oleh karena itu diperlukan deterjen yang ramah lingkungan.
Deterjen yang ramah lingkungan akan dapat membantu untuk mengurangi pencemaran air karena jika pencemaran air semakin meningkat tentu akan ada banyak makhluk hidup yang dirugikan.
Contohnya, air deterjen bekas mencuci baju akan menyatu dengan air yang ada di sungai sedangkan di sungai ada banyak makhluk hidup yang berhabitat di sana.
Jika air bekas mencuci tersebut mengandung bahan berbahaya maka akibatnya banyak makhluk hidup yang berhabitat di air sungai menjadi mati.
Selain itu air deterjen bekas mencuci juga dapat mencemari tanah, jika tanah sudah tercemar maka akibatnya tanah menjadi tidak subur dan gersang.
Juga makhluk hidup yang ada di dalam tanah seperti cacing dapat kehilangan tempat tinggal bahkan lebih parahnya populasi cacing jadi berkurang.
Penggunaan deterjen yang tidak ramah lingkungan memang sangat tidak dianjurkan. Untuk itu sangat disarankan menggunakan deterjen yang ramah lingkungan agar tak ada mahluk hidup yang dirugikan.
Selain itu hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi pencemaran air dan lingkungan.
Penjelasan di atas merupakan sedikit dari banyaknya bahaya air deterjen yang tidak ramah lingkungan. Pada artikel kali ini kita akan membahas lebih dalam lagi mengenai deterjen.
.
Contents
Sejarah Deterjen
Pada zaman kuno, manusia menggunakan abu kayu dan lumpur untuk membersihkan baju. Berbeda pada saat Zaman Mesir Kuno, orang menggunakan larutan air dan minyak serta deterjen alami semacam sabun.
Di abad 18, sabun mulai diproduksi massal walaupun sebenarnya sabun tidak menghasilkan banyak busa dan meninggalkan residu di baju.
Pada tahun 1915, deterjen sintetis atau alkalde muncul dan pertama kali ditemukan oleh Fritz Gunther ahli kimia dari Jerman.
Namun untuk perkembangannya deterjen sintetis ini kurang sukses karena belum dipasarkan secara massal juga karena adanya efek samping berbahaya yang dihasilkan.
Deterjen sintetis mulai diproduksi secara massal di tahun 1930 oleh perusahaan AS (Procter & Gamble) dengan nama “Dreft”.
Di tahun 1946, perusahaan As (Lever Brothers) juga mengeluarkan deterjen yang dapat menghasilkan lebih banyak busa. deterjen ini dinamai “Surf”.
Tahun 1950, muncullah deterjen cair yang diperkenalkan oleh perusahaan AS (Procter & Gamble) yang dinamai “Wisk”.
Dan tahun 1965, perusahaan Amerika Serikat, Unilever memperkenalkan deterjen cair untuk mesin cuci otomatis.
Nah itu dia sejarah singkat tentang deterjen.
Kandungan Deterjen yang Ramah Lingkungan
Untuk memilih deterjen yang ramah lingkungan, kamu bisa melihat komposisinya. Berikut ini adalah komposisi yang biasa ada pada deterjen yang ramah lingkungan yakni:
- Kandungan Fosfat Rendah atau Tidak Ada
Kandungan fosfat dapat berpotensi mengurangi oksigen dan bila air sungai bercampur dengan air yang mengandung fosfat ini dapat mempengaruhi pertumbuhan alga.
- Kandungan Parfum yang Rendah
Salah satu komposisi yang ada pada deterjen ramah lingkungan adalah kandungan parfum yang rendah.
Parfum yang digunakan dalam deterjen mengandung bahan kimia berbahaya sehingga dapat mencemari lingkungan jika digunakan terus-menerus.
- Kandungan NaOH Rendah
NaOH atau Natrium Hidroksida merupakan salah satu komponen kimia yang menjadi builder pada deterjen. Pada umumnya kandungan NaOH akan lebih banyak di deterjen bubuk.
Dari penjelasan di atas dapat dijadikan sebagai acuan saat akan memilih deterjen yang ramah lingkungan.
Selain itu terdapat pula beberapa ciri jika deterjen itu termasuk deterjen ramah lingkungan, berikut ini penjelasannya:
- Tidak Panas di Kulit
Salah satu ciri yang membuktikan bahwa deterjen itu ramah lingkungan adalah kulit tidak merasa panas saat memegang deterjen.
Deterjen yang panas di tangan pada umumnya memiliki kandungan kimia yang terlalu tinggi dan dapat menyebabkan kulit jadi ruam, iritasi dan lain sebagainya.
Selain itu, jika deterjen mengandung terlalu bahan kimia yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Jika lingkungan sudah tercemar maka tak menutup kemungkinan akan ada banyak masalah kesehatan yang menyerang.
- Menggunakan Kemasan yang Efektif
Ciri lain dari deterjen yang ramah lingkungan adalah menggunakan kemasan yang ramah lingkungan.
Selain isinya yang ramah lingkungan kemasannya pun harus ramah lingkungan karena kemasan dari deterjen juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
- Busa yang Dihasilkan Mimin atau Sedikit
Sedikit busa, sedikit air. Dengan menggunakan deterjen ramah lingkungan selain aman juga dapat menghemat air.
Busa yang dihasilkan deterjen biasanya berasal dari zat ammonium lauryl sulfate. Semakin banyak zat ammonium lauryl sulfate maka semakin banyak pula busa yang dapat dihasilkan.
Padahal busa yang banyak pun tidak memiliki keterkaitan dengan bersihnya baju yang dicuci. Justru malah menjadi salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu salah satu ciri dari deterjen ramah lingkungan adalah sedikitnya busa yang dihasilkan, namun efektif dalam membersihkan baju baik baju bernoda ataupun tidak.
Nah itu 3 ciri-ciri dari deterjen yang ramah lingkungan.
Deterjen Ramah Lingkungan Kota Jakarta
Dari data yang didapat dari google trends, Kota Jakarta Provinsi DKI Jakarta memperoleh tingkatan yang pesat dalam pencarian deterjen.
Kita semua sudah tahu sepadat apa Kota Jakarta itu, dibalik semua keindahan yang ada terdapat banyak masalah pencemaran lingkungan.
Jika dibiarkan saja tentu akan sangat berbahaya. Oleh karena itu mari kurangi perluasan pencemaran lingkungan dengan beralih menggunakan deterjen yang ramah lingkungan.
Deterjen ramah lingkungan Kota Jakarta – A-WASH Deterjen SUPER merupakan produk penghilang noda dengan bahan-bahan yang aman dan ramah lingkungan.
A-WASH Deterjen SUPER ini sudah diuji coba keampuhannya dalam menyamarkan hingga menghilangkan noda oleh banyak orang dan hasilnya memang benar.
Yuk gunakan A-WASH Deterjen SUPER, deterjen ramah lingkungan Kota Jakarta.
Noda Hilang, Lingkungan Aman, Ibu Senang
Info Lengkap
Semoga Bermanfaat !! Deterjen Ramah Lingkungan Kota Jakarta